Senin, 11 April 2011

KENDURI CINTA MELANGKAH BERSAMA 08/04/2011 TIM JAKARTA

KENDURI CINTA  08/04/2011 TIM


"MELANGKAH BERSAMA" - Reportase Kenduri Cinta April 2011

Ditulis Oleh: Red KC/Ratri Dian Ariani

Setelah diawali dengan bacaan Al-Quran surah Al-Baqarah : 177 sampai akhir juz 2, Kenduri Cinta bulan April memasuki prolog mengenai judul kali ini. Melangkah bersama bukanlah tentang persamaan langkah. Mau kaki kanan duluan, mau kaki kiri duluan, itunggak masalah : yang terpenting adalah kita sama-sama sampai di tujuan.

Apa yang dimaksud dengan konsepsi globalisasi? Kadang kita membenci Pak SBY tapi dengan cara globalisasi juga. Orang India, Ashoka, telah merekonstruksi ramalan Nostradamus tentang perang modern. Orang Sikh mengatakan bahwa ada matahari, bulan, bintang, yang bisa digunakan sebagai simbol untuk bangsa-bangsa. Hal yang sama juga digambarkan di Keraton Solo. Pertanyaannya adalah: Kita bangsa apa? Matahari (Arya)? Bintang? Bulan?

Majapahit telah melakukan strategi pangkalan perang: kalo masuk Timur Tengah lewat mana, kalo masuk Afrika lewat mana, dan sebagainya. Ada orang Moor, ada Shakespeare yang kemudian menulis drama Othello. Bagaimana hubungan antara hal-hal tersebut? Apakah memang benar ada komunitas Jawa di sana, yang kemudian masuk ke Maya dan terefleksi di Candi Cetho? Bagaimana kita bisa mendialektikkan konteks penemuan yang akan ditemukan oleh bangsa kita? Di puncak Gunung Tidar ada Syekh Subakir, staf ahlinyaSamaratungga; di Kediri abad XI ada Jayabaya yang mempunya ulama khusus yaitu Syekh Samsujen dari Persia. Kita harus bisa menemukan formulasi bahwa ternyata untuk memasuki Negara ini harus diutus orang-orang yang mempunyai kekuatan. Ada pepatah bahwa orang Yahudi kalah spiritual dengan orang Persia, sedangkan orang Persia kalahsama orang Timur. Nha, pertanyaannya adalah: siapa orang Timur itu?


Kenduri Cinta April 2011Kenduri Cinta April 2011


Agung Pambudi, seorang budayawan dari Komunitas Adiluhung Nusantara, membuka sesinya dengan melontarkan pertanyaan: Siapa yang mau melangkah bersama?




Tujuan hidup kita di dunia tidak lain adalah untuk hidup ITU SENDIRI .yaitu Sang MAHA HIDUP yg ada dalam Pribadi kita,didalam jiwa kita. Orang jawa menyebutnya sebagai sangkan paraning dumadi. Sebelum ada Nur Tajalli, belum ada Nur Muhammad, dan ketika itu Allah belum bisa disebut asma-Nya. Kenapa ada 7 hari, 7 lapis langit,dan 7 lapis bumi, 7 ayat ,7 aspek jiwa dll: hal itu dijelaskan dalam Al-Quran surah Ar-Rahman, 
  33.    Yaa ma’syaral jinni wal insi inistatha’tum an tanfudzuu min aqthaaris samaawaati wal ardhi fanfudzuu laa tanfudzuuna illaa bi sulthaan 
hai jamaah jin dan manusia,tidak akan dapat engkau menembus 7 lapis langit dan bumi ,berkecuali dengan sulton.
Nabi Adam (orang jawa menyebutnya Sanghyang Adama) menurunkan Nabi Sis (Sanghyang Sita) yang kemudian menurunkan Anwar dan Anwas. Mereka berdua melahirkan dua trah, yaitu trah para Nabi dan trah para Dewa. Sanghyang Nurcahya mempunyai putra Sanghyang Nurrasa yang kemudian melahirkan Sanghyang Wenang danSanghyang Wening. Sanghyang Wenang menurunkan sang hyang tunggal ,sang hyang tunggal menurunkan SemarTogog, dan Manikmaya; sedangkan Sanghyang Wening melahirkan Darmasuci yang menemani Yudhistira menuju Nirwana. Sanghyang Wenang terus menurunkan janmus Kalimasada pada Sanghyang Tunggal. Sanghyang Tunggal melahirkan Ismaya, Togog, dan Sanghyang Guru (yang menurut pendiri NU dialah Dajjal). Pada waktu kelahiran Nabi Isa, Junggring Salaka kocar-kacir.

Kemudian muncul LemurianAtlantik, peradaban Mesir Kuno di Afrika, Mesopotamia, danHarappa. Cak Nun sudah merekonstruksi hal-hal itu dalam Tikungan Iblis.

“Kita tidak ada upaya  untuk menjustifikasi siapa-siapa. Kita tidak akan mengatakan bahwa SBY harus di-impeach, tapi kalau memang begitu yang terjadi ya mau gimana lagi. Kita juda tidak sedang mengatakan bahwa Negara ini sudah baik.”



Cak Mono, tokoh teokreasi yang juga hadir sebagai pembicara, terlebih dahulu memaparkan apa yang dimaksud dengan ‘teokreasi’. Dalam lingkaran Maiyah, teokreasi sekadar pelengkap saja. Segitiga Maiyah adalah : bersama Allah (teologi; yang dilambangkan oleh nabi Musa), bersama manusia (teokrasi; disimbolkan oleh Nabi Sulaiman), dan bersama Nabi Muhammad (teosofi). Tiga hal ini adal dalam tataran-tataran ideologis.

Teokreasi adalah konsep bahwa setiap yang kita ciptakan harus mengandung landasan-landasan ruh kasih sayang Allah dalam segi kebermanfaatannya. Dimulai dengan niteni,kemudian niroake, dan setelah itu nambah-nambahi. Dalam tataran yang lebih teoritik : tesa, protesa (tidak sepakat dengan ‘antitesa’; di sini ada brainstorming dan outsourcingide), dan kemudian sampai pada sintesa. Kalau secara ideal kita sudah punya tiga teo, kita lengkapi dengan teokreasi.

Ada hubungan sejarah yang kuat antara Maiyah dan kaffaah. Pada 929 Masehi di daerah Turian di sekitar Nganjuk ada Mpu Syahidiyah. Beliau meminta lahan kepada Mpu Sindok. Dalam awal pendirian Kerajaan Medang ada pluralisme. Pada saat itu Mpu Syahidiyahmenjadi titik tolak bagi legitimasi spiritual Mpu Sindok.


Emha Ainun Nadjib, Syekh Nursamad Kamba, dan Ust. WijayantoEmha Ainun Nadjib, Syekh Nursamad Kamba, dan Ust. Wijayanto


Pembicara berikutnya, Gufron, memberikan paparan yang menarik mengenai optimalisasi otak tengah dalam konteks ketauhidan. Ada paradigma bahwa otak bisa memahami sesuatu di mana yang dipahami itu menjadi dasar bagi seseorang untuk menjalani hidupnya.

Bicara masalah anatomi, volume otak manusia adalah 2% dari keseluruhan berat badan manusia; di sisi lain kebutuhan makannya mencapai 25% dari kebutuhan makan seluru badan. Otak tersusun oleh 30 miliar syaraf/neuron dan mempunyai kapasitas memori antara 30 sampai 70 triliun GigaBytes. Semua hal yang dirasakan pancaindera oleh otak ditransfer menjadi energi listrik. Otak memiliki kemampuan 10.000 kali kemampuan komputer paling canggih saat ini. Otak memiliki 70 sampai 100 triliun pola pikir tak terhingga yang setara dengan 500 ensiklopedia.

Aktivasi sel menghasilkan gelombang otak yang dinamakan brainwave, yang jenis dan sifatnya bermacam-macam. Ketika seseorang mengaktifkan gelombang Beta (berada dalam kondisi serius), penyerapan informasinya sekitar 50%, dan setelah disimpan selama 48 jam dalam hipocampus akan tersisa 5%-nya. Gelombang Beta ini memacu hormon Adrenalin, yang kemudian akan memacu hormon Kortisol yang bersifat merusak memori. Ketika seseorang belajar dalam suasana yang menyenangkan, gelombang otak yang aktif adalah gelombang Alfa. Gelombang ini bersifat menyerap informasi sebesar 70%, dan setelah 48 jam menyisakan memori sebesar 25%. Gelombang Teta merupakan gelombang yang terjadi pada seseorang yang jenius/indigo (dalam bahasa pesantren disebut sebagai orang yang punya laduni). Orang-orang jenis ini belajar lewat resonansi, sehingga tampaknya dia tidak perlu melalui proses belajar untuk menjadi pintar. Gelombang otak dapat direkam dengan menggunakan Electroenchepalograph (EEG). Antara syaraf otak yang satu dengan yang lain ada jarak yang disebut sinaps. Proses belajar adalah proses untuk menyeberangi sinaps ini dan membuat hubungan antarsyaraf. Semakin banyak neuron yang nyambung, semakin pintar pula orang tersebut.

Ada dua metode untuk mengoptimalisasikan kerja otak, yaitu melalui resonansi dan stimulasi. M. Morgan dalam bukunya The Midbrain (diterbitkan oleh Chelsea House,Philadelphia pada 2006) membahas Frequency Following Response (FFR).

Rasulullah menerima wahyu dalam bunyi lonceng yang gemerincing. Berapa frekuensinya, amplitudonya, dan desibelnya? Samakah dengan yang digunakan dalam FFR?



Indra Munaswar dari Asosiasi Pekerja (ASPEK), bersama dengan rekannya Bung Surya Chandra dari LSM Perburuhan TURC di Pejompongan, membahas Sistem jaminan Sosial Negara (SJSN) yang merupakan amanat UU Nomor 40 Tahun 2004 tapi sampai saat ini tidak juga dijalankan. Oleh karena itu, Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) yang terdiri dari 66 elemen mulai dari serikat buruh, nelayan, sampai mahasiswa, menempuh upaya-upaya supaya pemerintah menjalankan sistem jaminan sosial tersebut.

Jaminan sosial masuk dalam wilayah sila kelima Pancasila, batang tubuh UUD 45 Pasal 25A ayat (3), Pasal 34 ayat (2) , dan Pasal 28I ayat (4). Dalam hukum, seharusnya Negara memberikan jaminan sosial kepada seluruh rakyat tanpa terkecuali, yang meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pensiun, sampai jaminan kematian.

Jamkesmas yang dijalankan Pemerintah sekarang itu sifatnya charity, yang besarannya bisa ditambah, bisa dikurangi, bahkan bisa juga hilang. Menjelang musim Pemilu ada BLT, tapi sekarang?

Berbeda dengan konsep bantuan sosial di mana uang yang kita keluarkan untuk biaya rumah sakit mendapat penggantian, SJSN yang pertama kali digagas oleh Gus Dur ini menyediakan jaminan bahkan ketika kita belum sakit.



Setelah beberapa lagu dari Dik Doank dan kawan-kawan dari Kandank Jurank Doank, Cak Nun menyapa para jamaah, “Anda berkumpul di sini ini bukan produk Indonesia, karena di Indonesia orang berkumpul itu sama-sama karena menginginkan laba yang lebih banyak. Anda ke sini ini produk Allah.”

“Saya tadi di LP Cipinang 4 jam, dan Anda nggak perlu tahu saya ngapain di sana. Pertanyaan saya adalah menurut Anda ketua PSSI itu baiknya siapa? Nomer dua, apa pendapat Anda ketika PSSI yang dianggap tidak kredibel kemudian mempersilahkan FIFA untuk membentuk komite yang bisa melahirkan kepengurusan baru? Kalo FIFA kita persilahkan untuk membentuk PSSI lagi, sebaiknya jangan cuma di sepakbola karena Nurdin Khalid ada di semua lini. Apakah Anda ikut mengutuk Nurdin? Sebaiknya jangan, karena dia sudah lebih dari dikutuk banyak orang. Kalo FIFA Anda persilahkan bikin PSSI, kenapa Anda tidak nyuruh PBB bikin Republik Indonesia? Berapa kadar kesalahan Nurdin dibanding yang lain? Bagaimana rapot Nurdin dibanding yang lain? Yang lain malah nggak munggah, nggak oleh rapot iya?”

“Indonesia itu sedang berada di puncak lupa, di puncak kegilaan (junuun), di puncak alpa. Kenapa Merak macet? Apakah Anda pernah mencari tahu kapitalisasi kemacetan? Bisa nggak orang yang memegang hak membuka dan menutup jalan itu mempelajari kapitalisasi kemacetan? Bisa nggak jalan dikapitalisasikan? Porong Sidoarjo itu kapitalisasi lokal. Mungkin nggak ada kapitalisasi kemacetan dalam skala global yang menghasilkan omset sekian besar?”



“Di Maiyah tidak perlu ada bahasa-bahasa yang bahaya secara hukum. Ini dari tadi Cuma seumpama kok. Kalo misalnya ada investor dari China umpamanya, masuk dengan membawa 24 triliun; dengan budaya birokrasi Indonesia, mungkin nggak kalo dia membuat kesepakatan bahwa jika proyeknya diijinkan bakal ada bagian sebesar 3 triliiun yang bisa langsung masuk untuk membiayai Pemilu tahun 2014?” -- “Tolong melihat apa saja yang ada di Indonesia; berpikir itu jangan cuma berpikir ganda tapi juga berpikirlah eskalatif.”

“Info dari Mas Ian L. Betts, Amerika sedang mengembangkan ilmu baru yang namanyaNoetic – sebuah ilmu mengenai kekuatan pikiran. Allah berkali-kali menagihmu untuk berpikir, karena akalmu adalah wakil otoritasmu dalam menjalani hidup. Afala ta’qiluun, afala tatafakkaruun...”

“Wahai Dunia, aku cinta sama kamu, cinta sama makananmu, aku cinta mall, aku cinta pohon-pohonmu, aku cinta kepadamu Dunia, tapi maaf Dunia, jangan tunggu aku untuk melamarmu, karena aku tak tinggal di sini. Aku hanya lewat di sini. Masak mau benci dunia, awan, laut, langit, tanah? Tapi aku nggak bisa kawin sama kamu. Kita cuma pacaran sementara. Engkau cuma terminal sementara. Engkau cuma aku taruh di genggaman tanganku.”

“Setelah proses penciptaan, Allah menyuruh Izrail untuk mberesin Homo Erectus dan menyiapkan transformasi. Allah mengatakan dan mengajarkan pada Adam nama-nama dari setiap benda kemudian si manusia diuji untuk menyebutkannya di depan malaikat. Nama yang manakah yang diajarkan Allah kepada Adam itu?”

“Nama-nama benda merupakan evolusi dari cara-cara masyarakat menyebut benda yang kemudian disepakati bersama. Jadi nama benda-benda itu bikinan manusia to? Terus yang diajarkan Allah kepada Adam itu nama-nama apa? Kan waktu itu belum ada komunitas yang berproses?”

“Membaca itu yang nomor satu bukanlah literer, melainkan membaca fakta-fakta yang ada di alam. Inilah intisari dari perintah ‘Iqraa’. Tapi ada satu hal yang bisa kita pelajari, yaitu bahwa nama itu sangat penting, dan oleh karena itu harus kita perhatikan benar-benar.”



Mas Chandra yang telah berpuluh tahun melakukan riset dalam hal nama dan simbol, membuka uraiannya dengan mengatakan bahwa wajar saja kalau di tahun 2011 ini kesebelasan kita morat-marit.

“Dari tahun 1985 sudah kami sampaikan bahwa logo PSSI itu artinya menyerah, dan saya tawarkan untuk memperbaikinya.” -- “Penderitaan Iblis dimulai dari ketidakmauannya menghargai nama-nama. Begitu juga yang terjadi pada bangsa kita yang telah mempermainkan nama-nama.”

 “Apa arti dari kata ‘Indonesia’? Apakah memang boleh sesuatu yang tidak punya arti didoakan? Kata ‘Indonesia’ digagas oleh seorang Belanda pada 1855 untuk menggantikan nama ‘Hindia belanda’. Di antara 66 nama negeri (kerajaan) yang dari dulu ada di Nusantara, nama inilah yang paling tidak nyambung. Bahkan di dalam lagu kebangsaan, kita pun sebenarnya tidak mengakui ‘Indonesia’, karena yang kita doakan supaya terus hidup adalah ‘Indonesia Raya’.”

Berdasarkan penelitiannya, Mas Chandra menemukan bahwa kata-kata memiliki ‘saudara’ dan ternyata ‘saudara’ dari kata ‘Indonesia’ adalah ‘Argentina’. Mereka sama-sama terdiri dari 9 huruf, mempunyai dua huruf ‘n’, satu huruf ‘e’. Dan ternyata kelakuan dari dua negara itu hampir sama. Argentna merdeka ketika Portugis kalah, Indonesia merdeka ketika Jepang kalah. Argentina punya tarian tango, Indonesia punya tarian kecak dan lain-lain. Keduanya sama-sama menjadi tempat berkumpulnya banyak bangsa, sama-sama pernah menjadi negara paling makmur di dunia, sama-sama pernah dipimpin rezim militer, dan kini keduanya menduduki peringkat satu dan dua dalam hal utang terbanyak.

Dalam buku “Selamat Tinggal Indonesia” yang terbit pada 2003, Mas Chandra menggambarkan bahwa kata ‘Indo’ mempunyai arti warga negara keturunan yang ada di Indonesia, sedangkan ‘Nesia’ adalah bagian lupa ingatan. Jadi ‘Indonesia’ berarti warga negara keturunan yang lupa ingatan?

Betapa pentingnya arti dari sebuah nama sehingga selama 15 tahun nama-nama kota di China terus diperbaiki. Kalaupun tidak diperbaiki namanya, yang diperbaiki adalah hurufnya.

Di samping soal nama, kita juga punya kesalahan dalam simbol Negara. Kepalanya yang melawan arah jarum jam, menimbulkan makna bahwa kita tidak melangkah ke depan tapi justru mengalami kemunduran-kemunduran. Mulut Garuda yang terbuka menunjukkan bahwa si burung adalah burung yang sudah tua dan/atau sakit-sakitan. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai kesalahan pola, tidak pernah dipimpin oleh para pemuda, dan ‘sakit-sakitan’.

Dalam 9 hipotesis yang ditemukannya, salah satu objek kajian Mas Chandra adalah Pancasila. Berikut ini beberapa kesalahan lambang Pancasila :

- Sayap burung Garuda patah, mirip shuttlecock. Tidak mungkin ada burung yang bisa terbang dengan sayap seperti itu. Berbeda dengan lambang Negara Amerika Serikat yang berupa burung dengan bentangan sayap sangat lebar. Sebenarnya Nusantara pernah punya lambang semacam burung juga yang disebut jatayu (manusia berwujud burung) yang menyerupai Hanoman. Seandainya perisai Pancasila diletakkan pada jatayu, akan terlihat sangat gagah.

- Gambar rantai untuk melambangkan ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’ menunjukkan adanya keterbelengguan atau peradaban budak.

- Pohon beringin sebagai lambang untuk ‘Persatuan Indonesia’ seharusnya ditambahi gambar pagar supaya tidak kabur.

- Sebagai simbol ‘Keadilan sosial’, gambar padinya terlalu sedikit sedangkan proporsi kapas terlampau besar. Ini menunjukkan adanya kebiasaan ‘Cari rejeki dikit terus tidur.’

“Sembilan puluh persen lambang BUMN kita mengandung makna kerugian. Lambang yang benar itu contohnya pada Lion Air, Gudang Garam, Sampoerna, “ ungkap Mas Chandra, “Dan pada tahun 2000 saya paling siap memberi nama untuk 8000 pulau di Indonesia.”

“Kalau nama Allah tidak bisa diubah, berarti setiap titik dan setiap warna dalam nama kita dan dalam negeri kita itu sangat berarti. Tuhan bilang, ‘Bangsamu iku taek. Wong saya yang bikin bintang e, kok malah saya disimbolkan dengan ciptaan Saya itu!’, Cak Nun menambahkan, yang segera disambut dengan tawa dari jamaah.

Mas Chandra melanjutkan dengan menguraikan keistimewaan yang sama-sama dimiliki oleh nama Allah dan nama Muhammad, yaitu dua huruf jejer. Selama ini yang kita ketahui huruf itu ada 26, tapi berdasar penelitian Mas Chandra ternyata ada 33 huruf. Huruf kembar merupakan huruf paling kuat di antara huruf-huruf yang ada, karena hanya dimiliki oleh Tuhan dan Nabi Muhammad. Huruf kembar/dempet itu memiliki unsur ketuhanan. Tapi sayangnya, tidak banyak orang yang memberi nama anaknya dengan nama yang mengandung huruf kembar itu. Contoh nama yang sangat kuat adalah Warren Buffet; dan kita bisa lihat sendiri bagaimana pengaruh kekuatan nama itu kepada si empunya.

Seorang di antara jamaah kemudian melontarkan pertanyaan, “Kalo memang nama punya pengaruh terhadap si pemilik, kenapa ada teman saya yang bernama Muhammad Yamin kok suka mabuk-mabukan sedangkan teman lain yang bernama Yosef Batista rajin sholat?” Disusul dengan pertanyaan yang hampir serupa dari sudut kanan panggung, “Mana yang lebih penting: memahami jajaran huruf dalam nama kita atau berusaha sekeras mungkin untuk menjadi baik?”

Kekuatan huruf kembar merupakan satu bagian dari 9-hipotesis. Keberadaan huruf Y dapat mengganggu si pemilik nama. Hal ini telah disadari oleh Citibank, yang menghindari penggunaan huruf Y dalam namanya (bukan Citybank atau City Bank) dan juga menambahkan simbol payung dari huruf I ke huruf I yang lain. Dalam sejarah, nabi-nabi yang huruf awal namanya I lebih produktif dibanding nabi-nabi yang namanya diawali huruf Y.

Kemungkinan lain yang mempengaruhi kondisi seseorang di samping nama adalah tanggal lahir. Selain itu, setelah berkeluarga, nama yang berperan dalam hidup seseorang adalah nama belakangnya.

Cak Nun memberikan tambahan pada pernyataan-pernyataan yang dilontarkan sebelumnya oleh Mas Chandra tersebut, “Huruf, nama, gambar, logo, simbol, merupakan salah satu unsur dari entitas manusia. Ada nama yang secara kuantitatif tidak memenuhi tapi bisa ditenggelamkan oleh kualitatif dari nama itu, sehingga komprehensi dari unsur-unsur itu harus juga dipelajari. Seperti juga Anda yang memakai akik, misalnya, jangan pernah mau Anda diatur oleh akik Anda. Andalah yang harus mengaturnya. Bisa saja kekuatan kualitatif membuat yang kuantitatif jadi sekunder. Anda ini pemegang mandat takdir Allah. Dia menitipkan persentase otoritas, ngasih fasilitas, ngasih perlindungan. Anda adalah khalifah. Anda punya kekuatan untuk mentakdirkan hidup Anda sampai batas yang diijinkan Allah. Jangan lupa untuk terus ingat bahwa semua yang ada pada kita adalah remeh. Yang salah pada SBY adalah dia tak punya kemampuan sedikitpun untuk menertawakan diri sendiri, maka pekerjaan itu harus disebar ke seluruh masyarakat Indonesia.”


Meng-kaji, Bernyanyi, dan Bergembira bersamaMeng-kaji, Bernyanyi, dan Bergembira bersama


Ada tiga poin yang dilontarkan Syaikh Nurshamad Kamba dalam forum Kenduri Cinta kali ini, yaitu :

1
“Dalam diskusi di Maiyah, seseungguhnya saya tidak pernah berniat sekali pun ingin menyampaikan ilmu atau nasihat, apalagi kalau itu disebut sebagai da’wah. Karena saya seseungguhnya mendapat wahyu bahwa seluruh ilmu yang saya pelajari secara akademis (yang tidak pernah saya pahami walaupun saya lulus), semua teori yang saya pelajari, hakikatnya ada pada hamba-Nya yang bernama Muhammad Ainun Nadjib. Dalam setiap forum Maiyah, berlaku sabda Rasulullah bahwa kalau setiap hari ilmu saya tidak bertambah berarti hidup saya tidak berkah. Di samping memperoleh ilmu untuk menerangi hidup kita ini, di Maiyah kita juga mendapat barokah.”

2
“Adalah sulit kita gambarkan kebersamaan ketika ada yang duluan melangkah, ada yang belum melangkah; ada yang ke kiri, ada yang ke kanan. Betapa sulitnya menyatukan hamba-hamba Allah. Silahkan melangkah ke kiri atau kanan, yang penting ada ketulusan (keikhlasan). Ini yang membedakan forum Maiyah dengan forum pengajian lainnya. Esensi agama adalah ikhlas, melakukan sesuatu dengan sukarela, dengan senang, dengan perasaan nyaman. Maka Allah sangat membenci riya’, klaim-klaim bahwa kita yang paling benar dan yang lain salah. Allah menipu kita dengan kesan bahwa kita sedang melakukan kebaikan, padahal yang kita lakukan adalah kerusakan. Maka hanya Allah-lah tempat kita bergantung satu-satunya.”

3
"Ketulusan yang ada di dalam forum kita ini adalah semacam penyangga dari tuntuhnya bangsa kita. Dalam hadits disebutkan bahwa malaikat selalu memberikan naungan kepada majlis yang di situ Allah diperkenalkan. Dan jangan sampai kita menganggap bahwa majlis itu selesai ketika sudah ditutup.”




“SBY ini sebenarnya presiden keempat di Indonesia, karena Habibie dan Megawati itu hanya ngelanjutin saja. Presiden pertama jatuh karena kudeta; yang kedua karena reformasi; yang ketiga oleh Sidang Istimewa (parlemen). Presiden keempat tidak mungkin jatuh melalui cara-cara seperti itu. Soal bagaimana, silahkan ditafsirkan,” ungkap Cak Nun.

“Karena Anda khalifah, Anda punya hak tawar, punya hak negosiasi. Doa itu hak tawar, dan Allah itu seneng kok ditawar. Salah satu modal kita dalam menawar Allah adalah melalui forum-forum seperti ini karena keikhlasannya.”

“Ada satu idiomatik bahwa Indonesia bisa diibaratkan sebagai sawah yang jumlah alang-alangnya melebihi batas. Bagaimana bisa? Karena padi-padi itu semakin tidak berani menjadi padi. Padi-padi itu menjadi gabug, dan saat ini alang-alang sudah hampir memenuhi seisi sawah. Maka Allah akan melakukan pencabutan alang-alang secara besar-besaran. Ada term rowasiyah, yaitu jodohnya gravitasi yang saat ini belum dikenal dunia Fisika. Pencabutan besar-besaran itu bisa melalui tsunami, bisa gempa, bisa amblesnya kota, dan sebagainya. Tapi itu bisa ditawar. Anda harus berani menjadi padi, yaitu berani berbuat baik. Saya hidup tidak karena atau untuk dipercaya oleh manusia.”

“Tahun ini dan tahun depan benar-benar akan ada penyingkalan besar-besaran, tapi kita tawar, kita negosiasi dengan bikin ketulusan forum seperti ini. Ini jelas bukan produk Allah SWT. Kalo nggak mana bisa? Tidak ada makhluk di seluruh alam semesta ini yang bisa tahan duduk sampai lewat jam tiga pagi tanpa mengharapkan apa-apa. Kekuatan Allah tajalli ke dalam tulang punggung Anda, ke dalam aliran darah Anda.”

“Cara tawar yang kedua adalah melalui keluarga. Silahkan Anda nyopet, asalkan uang hasil copetan itu Anda gunakan untuk member makan anak-istri. Syukur-syukur ya jangan nyopet. Yang ketiga adalah lewat ibadah. Ndak faseh ndak apa-apa. Nggak ada aturan dalam fiqih untuk faseh dan khusyuk. Masalah khusyuk iku masalah raimu. Lho terus gimana masak kita mau meregulasi kekhusyukan? Jadi jangan sok khusyuk kamu.”


 Ustadz wijayanto mengocok perut hadirin semua

Hampir pukul tiga pagi ketika Ustadz Wijayanto memulai sesinya. Lewat sebuah gamesederhana – di mana jamaah diminta melakukan tepuk tangan sesuai instruksi. Beliau menyimpulkan bahwa membangun kebersamaan itu mudah pada awalnya, tapi susah ketika sudah ada yang harus dikorbankan. Melangkah itu perlu kekuatan.

Menanggapi soal nama, Ustadz Wijayanto mengingatkan bahwa Rasulullah pernah mengubah nama, karena nama adalah idealisme yang ditanamkan. Di atas nama masih ada tanda, indeks, icon, dan simbol. Yang terakhir disebut adalah suatu tingkatan yang sudah punya konsekuensi.

Melanjutkan analogi yang digunakan Cak Nun untuk menggambarkan Indonesia saat ini, Ustadz Wijayanto memaparkan bahwa ketika yang ada di sawah itu padi, yang tumbuh kemudian adalah rumput. Dan rumput itu mengundang kehadiran binatang ternak. Menurut Imam Al-Ghazali, binatang ternak itu sifatnya nggak peduli, tapi nggak apa-apa. Tapi kalau sudah tumbuh alang-alang, yang datang adalah binatang buas. Binatang buas adalah binatang yang membahayakan.

Jika alang-alang itu dibiarkan saja, sawah akan menjadi hutan. Hutan mengundang binatang berbisa. Jika binatang buas memangsa makhluk lain untuk memenuhi kebutuhan perutnya, binatang berbisa menyerang hanya karena iseng. Dalam surah Thoha: 213 danAl-Kahfi: 122-124 digambarkan mengenai hal ini, yaitu ketika manusia berbuat kejahatan tapi justru bangga terhadap apa yang dilakukannya. Itulah jumud. “Orang kalo udah iseng, luar biasa.”

Ada beberapa sistem yang diberlakukan oleh Allah, yaitu sunatullahnusratullah, danqudratullah. Pada lapangan sunatullah, manusia harus bekerja keras untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Namun ada saat di mana Tuhan memberikan pertolongan tanpa bergantung pada sebab, yaitu dengan nusratullah dan qudratullah.

(Dok Foto: Agus Setiawan, Senin, 11 April 2011. 22:33)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar